JAKARTA, arikamedia.id – Setelah berbagai spekulasi selama berminggu-minggu usai penampilan buruknya dalam debat pertama melawan kandidat Partai Republik Donald Trump, Presiden Joe Biden memberikan dukungan kepada Wakil Presiden Kamala Harris untuk menggantikannya, diberitakan Detik.com.
Biden memuji Harris dan memperingatkan agar tidak menjadi ‘diktator’ Presiden AS Joe Biden berbicara kepada rakyat Amerika Serikat (AS) dalam sebuah pidato di Ruang Oval, Rabu (24/07). Ini merupakan pidato pertamanya sejak mengumumkan bahwa ia mengakhiri pencalonannya kembali sebagai presiden.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada wakil presiden kita yang hebat, Kamala Harris,” kata Biden dalam pidatonya dari Ruang Oval. “Dia berpengalaman, dia tangguh, dia mampu,” tambahnya. “Dia telah menjadi mitra yang luar biasa bagi saya dan seorang pemimpin bagi negara kita,” tegas Biden.
Biden menekankan pentingnya keputusan yang harus diambil oleh para pemilih AS pada bulan November mendatang, dan memperingatkan akan adanya ancaman terhadap demokrasi. “Hal yang hebat tentang Amerika adalah bahwa di sini, raja dan diktator tidak berkuasa, melainkan rakyat. Sejarah ada di tangan Anda, kekuatan ada di tangan Anda,” kata Biden.
“Pertahankan demokrasi kita,” sambungnya. Biden mengatakan bahwa keputusan ada di tangan para pemilih untuk memilih “antara maju atau mundur” dan “antara harapan dan kebencian.”
Dia mengatakan bahwa warisan jabatannya “layak untuk masa jabatan kedua” tetapi tidak ada yang bisa menghalangi upaya penyelamatan demokrasi, termasuk “ambisi pribadi.” Biden mengatakan sudah waktunya untuk memberi jalan bagi suara-suara yang lebih muda.
Pria berusia 81 tahun ini, yang juga pernah menjabat sebagai wakil presiden pada pemerintahan Barack Obama, menjelaskan bahwa ia tetap akan melanjutkan tugasnya di Gedung Putih pada sisa masa jabatan selama enam bulan ke depan. Ia berjanji akan fokus pada beberapa program kerja.
“Menurunkan biaya bagi keluarga pekerja keras, menumbuhkan ekonomi kita. Saya akan terus membela kebebasan pribadi dan hak-hak sipil kita, mulai dari hak untuk bersuara hingga hak untuk memilih,” jelasnya.
“Saya akan terus menentang kebencian dan ekstremisme, menegaskan bahwa tidak ada tempat di Amerika untuk kekerasan politik,” katanya. Biden juga menyinggung masalah kekerasan senjata api, perubahan iklim, dan perawatan kanker.
“Saya akan menyerukan reformasi Mahkamah Agung, karena hal ini sangat penting bagi demokrasi kita,” tambahnya. Ia juga mengatakan bahwa ia akan terus bekerja untuk “mengakhiri perang di Gaza dan membawa pulang semua sandera.”
Trump sebut pidato Oval Biden ‘hampir tidak dapat dimengerti’ Seperti kebiasaannya, mantan Presiden Donald Trump menggunakan platform media sosialnya, Truth Social, untuk mengekspresikan pendapat mengenai pidato Biden dari Ruang Oval kepada warga AS.
“Pidato Oval Office Joe Biden yang bengkok hampir tidak dapat dimengerti, dan sangat buruk!” tulis calon presiden dari Partai Republik ini. Tim Kampanye Trump juga membagikan foto di mana Trump berdiri di depan layar yang menampilkan pidato Biden.
Tim Kampanye Trump juga membagikan foto di mana Trump berdiri di depan layar yang menampilkan pidato Biden. Mantan Presiden Obama ucapkan terima kasih kepada Biden. Menyusul pidato Joe Biden, mantan Presiden Barack Obama kembali menyampaikan terima kasihnya kepada presiden yang sedang menjabat itu lewat sebuah unggahan di media sosial.
“Tujuan suci negara ini lebih besar daripada siapa pun di antara kita,” kata Obama, mengutip Biden.
Mantan Presiden Obama ucapkan terima kasih kepada Biden.
Menyusul pidato Joe Biden, mantan Presiden Barack Obama kembali menyampaikan terima kasihnya kepada presiden yang sedang menjabat itu lewat sebuah unggahan di media sosial.
“Tujuan suci negara ini lebih besar daripada siapa pun di antara kita,” kata Obama, mengutip Biden.
“Joe Biden telah setia pada kata-kata ini lagi dan lagi selama masa pengabdiannya kepada rakyat Amerika. Terima kasih,” tambahnya.
Biden sebelumnya menjabat sebagai wakil presiden selama dua periode kepemimpinan Obama di Gedung Putih. Obama merupakan salah satu tokoh Demokrat yang paling menonjol yang meminta Biden untuk mengakhiri upayanya mencalonkan diri kembali.
Ibu Negara Jill Biden berterima kasih kepada para pendukung
Istri Presiden Joe Biden, Ibu Negara Jill Biden, membagikan pesan di media sosial, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada para pendukung suaminya.
“Kepada mereka yang tidak pernah goyah, kepada mereka yang menolak untuk ragu, kepada mereka yang selalu percaya, hati saya penuh dengan rasa terima kasih,” katanya.
“Terima kasih atas kepercayaan yang Anda berikan kepada Joe. Sekarang saatnya untuk menaruh kepercayaan itu pada Kamala,” tambahnya.
Trump dan timnya mengeluarkan dana besar-besaran untuk kampanye
Kampanye Partai Republik telah melampaui kampanye calon Partai Demokrat, Kamala Harris, seiring dengan persiapan yang dilakukan tim Harris usai Joe Biden memutuskan mundur dari pencalonan.
Mengutip perusahaan pelacakan media AdImpact, Associated Press melaporkan bahwa tim Donald Trump dan sekutunya mengeluarkan dana 25 banding 1 untuk iklan TV dan radio untuk Harris.
Partai Republik telah menghabiskan $68 juta (€62,7 juta) sejak hari Senin (22/7), sehari setelah Biden mengakhiri pencalonannya. Sejauh ini, Partai Demokrat hanya menghabiskan $2,6 juta.
Tim Harris tidak diragukan lagi bersiap untuk meningkatkan dana kampanye. Menurut para pengamat, hal ini menunjukkan bahwa Partai Republik mulai ‘menyambut’ Harris sebagai kandidat lawan, dan itu artinya Partai Demokrat harus bertindak cepat untuk melawan narasi kampanye tim Trump.
Trump lancarkan serangan terhadap Harris dalam rapat umum
Mantan Presiden Donald Trump, yang telah dikonfirmasi sebagai calon presiden dari Partai Republik untuk pemilu November mendatang, memulai serangannya terhadap calon lawannya dari Partai Demokrat, Wakil Presiden Kamala Harris.
Dalam rapat umum pertamanya sejak Presiden Joe Biden mengatakan tidak akan mencalonkan diri lagi, Trump menyebut Harris sebagai “orang gila kiri radikal” dan mengatakan bahwa ia “akan menghancurkan negara kita.”
“Kami tidak akan membiarkan hal itu terjadi,” katanya kepada para hadirin di North Carolina.
Tim Trump harus mengubah strategi setelah memfokuskan energi mereka untuk menyerang Biden, terutama karena usianya. Namun kini Trump yang berusia 79 tahun berhadapan dengan Harris yang berusia 59 tahun, mereka pun mencari strategi baru.