JAKARTA, arikamedia.id – Geng motor di Indonesia sering terlibat dalam berbagai bentuk kriminalitas, mulai dari pencurian, perampokan, hingga penyalahgunaan narkoba. Aksi balap liar yang kerap mereka lakukan juga mengganggu ketertiban umum. Beberapa geng motor awalnya dibentuk sebagai komunitas hobi, namun perlahan terjerumus ke dalam aktivitas kriminal karena persaingan antar kelompok atau tekanan ekonomi, diberitakan dari laman resmi Parlementaria.
Kepolisian Indonesia telah mengambil langkah-langkah serius untuk menangani masalah ini. Patroli rutin, razia, dan operasi gabungan dengan berbagai instansi telah diadakan. Selain itu, program pembinaan dan sosialisasi juga gencar dilakukan untuk menyadarkan anggota geng motor tentang konsekuensi dari tindakan mereka.
Di beberapa daerah seperti Jakarta dan Surabaya, kasus kejahatan yang melibatkan geng motor sering mendapat perhatian media dan menjadi topik diskusi di masyarakat. Polda Sumatera Utara (Sumut) mengambil langkah tegas dengan tidak mengeluarkan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) bagi anggota geng motor yang terbukti melakukan tindak pidana.
Frekuensi Kejahatan Kejahatan yang melibatkan geng motor, seperti pencurian, perampokan, dan balap liar, sering dilaporkan di berbagai kota besar di Indonesia, terutama di Jakarta, Surabaya, Medan, dan Bandung. Frekuensi kejahatan ini bervariasi dari waktu ke waktu, namun cenderung meningkat pada akhir pekan atau saat libur panjang.