JAKARTA, arikamedia.id – Nadia Hadad Direktur Eksekutif MADANI Berkelanjutan menjelaskan keberhasilan Visi Indonesia Emas 2045 sangat tergantung pada komitmen negara dalam menangani krisis iklim. Tanpa komitmen serius dalam penanganan krisis iklim, Visi Indonesia Emas 2045 akan terancam.
Upaya penanganan krisis iklim telah diejawantahkan dalam komitmen iklim Indonesia yang disebut sebagai Nationally Determined Contribution. Pada 2022, melalui Enhanced NDC, Pemerintah Indonesia telah menaikkan target penurunan emisi GRK dari 29% menjadi 31,89% dengan upaya sendiri dan dari 41% menjadi 43,2% dengan dukungan internasional.
Dikatakan, selain itu, pemerintah juga mencanangkan target untuk mewujudkan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim dalam aspek ketahanan ekonomi, ketahanan sosial-kehidupan, serta ketahanan lanskap dan ekosistem.
Namun, hasil penilaian global (Global Stocktake) pertama di COP 28 menekankan bahwa komitmen iklim negara-negara pihak belum cukup ambisius untuk membatasi kenaikan suhu di bawah 1,5 derajat Celcius, serta menyoroti pentingnya keadilan iklim dalam upaya penanganan krisis iklim.
Menurutnya, untuk mewujudkan keadilan iklim, hal ini perlu diintegrasikan ke dalam seluruh perencanaan, kebijakan, program, dan aksi penanganan krisis iklim di Indonesia, serta ditegaskan dalam dokumen NDC yang akan diperbarui menjadi Second NDC.