Di antara telur-telur tersebut, salah satu yang diberikan Tsar Alexander III kepada istrinya, Permaisuri Marie Feodorovna, menyimpan kejutan berupa jam tangan yang dihiasi dengan safir dan berlian.
Pada April 2014, benda berharga setinggi 8,2 cm ini diperkirakan bernilai US$20 juta (setara Rp336 miliar).
Sekitar abad ke-18, pembuat manisan Prancis berinovasi dengan mengosongkan telur dan mengisinya dengan cokelat.
Setelah berselang satu abad, mulailah era pembuatan telur dari cokelat yang diisi dengan berbagai macam permen.
Kreasi gastronomi ini mendapatkan penerimaan luas, bahkan dari individu yang tidak mengaitkan telur dan kelinci dengan makna religius apa pun.
Menurut Rabi Michel Schlesinger dari Conib, anak-anak Yahudi sangat gembira menerima telur Paskah.
Lebih lanjut, ia menyarankan agar anak-anak Kristen mencoba matzah (roti tidak beragi) dengan tambahan cokelat atau krim keju, dan ia yakin mereka juga akan menikmatinya.
Apa arti kelinci Paskah?

Namun, muncul pertanyaan mengenai kelinci. Mengingat bahwa hewan ini adalah mamalia dan tidak menghasilkan telur, apa yang menjadikannya simbol dalam perayaan dalam agama Kristen?
Sejak zaman Mesir kuno, kelinci dikenal sebagai simbol kesuburan karena kemampuannya bereproduksi dengan cepat, rata-rata 4-8 kali setahun dengan 8-10 anak per kelahiran.