
“Tidak jauh dari sini (di Gedung Merdeka) pada tahun 1955, Bandung menjadi tuan rumah Konferensi Asia-Afrika yang melahirkan semangat solidaritas dan persaudaraan antarbangsa.”
Lalu, dengan penuh semangat dikatakannya, “Hari ini, sejarah itu seolah berulang. Bandung kembali menjadi pusat pertemuan lintas negara, tempat berkumpulnya tokoh-tokoh pramuka dewasa, insan pengabdi serta duta-duta perdamaian dari berbagai belahan dunia. Saya yakin semangat kebersamaan dan persaudaraan yang dulu dikumandangkan di Gedung Merdeka, kini hidup kembali di Gedung Sate melalui pertemuan ini.”
Menurutnya, gerakan kepanduan tidak hanya mendidik disiplin, kemandirian, dan kepedulian sosial, tetapi juga membangun karakter kepemimpinan dan tanggung jawab global.
Di tengah dinamika dunia yang penuh tantangan, mulai dari perubahan iklim, krisis kemanusiaan, hingga disrupsi teknologi, nilai-nilai pramuka relevan untuk menjadi panduan hidup.
“Pramuka mengajarkan kita untuk siap siaga dalam segala situasi, untuk menolong sesama tanpa membedakan bangsa, agama, atau pun latar belakang lainnya, serta untuk hidup sedergana, berahlak mulia, dan peduli lingkungan. Semua itu sejalan dengan nilai-nilai universal yang juga diperjuangkan oleh dunia internasional dalam Sustainable Development Goals,” tegas Erwan Setiawan.