
Menurutnya, kegiatan SMK 5 satu satunya SMK di Maluku yang diberikan kesempatan mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat dari total 1,300 pendaftar untuk tahap pertama terseleksi dan hanya 90 yang lolos ke tingkat nasional se-Indonesia dan seleksi lagi ternyata hanya 84 saja yang bisa mendapatkan pengakuan bantuan ini.
Kali ini skemanya berbeda pengimbasan, pengimbasan artinya kita harus berbagi dengan SMK lain dimana diminta 3 SMK yang linear dengan SMK 5.
“Kalau di Ambon, sebenarnya untuk SMK Pariwisata ini yang ada program keahlianya, kuliner, busana, kecantikan dan spa perhotelan, itu hanya di SMK 5. Tetapi SMK 1 itu ada parwisata juga, kita diminta cari yang sama untuk di imbaskan merupakan SMK jejaring tapi ternyata di Ambon tidak ada, maka kita ambil beberapa SMK yang memang menurut kita sudah cukup memenuhi kriteria,” kata Aunalal.
Ada SMK Pertanian Passo katanya, itu sekolah negeri dia belum punya Pusat Keunggulan (PK) juga, kemudian SMK Negeri 8 desa Kilang, kenapa SMK 8 dia miliki kuliner ikan, terakhir SMK Kesehatan Nusaniwe.
Lebih jauh Aunalal menjelaskan, ini tahun pertama pemerintah pusat untuk melaksanakan kegiatan SMK berbasis pengajaran pada pabrik skema perimbasan tahap 1. Kemarin sempat dibuka tahap 2 tapi, sepertinya dari Maluku tidak ada yang mendaftar memang seleksinya cukup ketat. SMK 5 mendapatkan kesempatan untuk itu.