Kontribusi Rovik selama menjabat pun menyisakan banyak tanda tanya. Dari proyek embung yang tidak relevan dengan kebutuhan masyarakat Kota Ambon hingga pernyataan-pernyataan yang lebih banyak retorika daripada langkah konkret.
Wagola menyebut, celakanya, saat dikritik, ia tidak menjawab dengan data atau kerja, tapi dengan narasi menyedihkan yang bahkan tidak mampu menyentuh dasar argumen. Kritik Basyir seharusnya jadi alarm bagi politisi sejenis, jika Anda tidak siap dikritik, Anda tidak siap menjabat.
Publik dikatakan, tidak butuh penghibur baru di panggung legislatif, tapi wakil rakyat yang tahu cara bekerja, bukan sekadar tampil. Jika kritik ini terasa menohok, itu karena kebenaran memang tidak pernah datang dengan kenyamanan.
Jika Rovik merasa terusik menurutnya, maka itu pertanda kritik Basyir tidak meleset sedikit pun. Dalam dunia politik, keberanian berpikir lebih penting daripada keberanian tampil, dan dalam hal itu, Basyir menang telak, tanpa perlu bicara lagi. (AM-29)