Di Dapur SPPG Halim misalnya, bahan baku seperti sayur, tempe, hingga roti dipasok dari UMKM dan ibu-ibu sekitar. Bahkan ada yang mulai menanam cabai, jagung, dan pepaya untuk menyuplai dapur MBG. Selain soal ekosistem ekonomi, keamanan pangan (food safety) juga jadi perhatian utama. MBG memastikan setiap makanan yang disajikan aman dan sehat.
Kemudian sebelum makanan distribusikan ke sekolah, ada tes bakteri seperti E.coli, salmonella, hingga histamin. Selain itu, jarak distribusi diatur agar makanan tiba dalam kondisi hangat, maksimal 10–15 menit dari dapur ke anak-anak.
“Di Halim ini antara kitchen, antara dapur dengan sekolah-sekolah ini durasi untuk mencapai sekolah tidak lebih dari 10 menit. Seperti tadi kita hitung dari dapur sampai ke sini sebetulnya hanya 4-5 menit. Nah ini adalah untuk menghindari bahwa makanan yang sampai dalam kondisi masih hangat dan tidak menimbulkan spoil. Menjadi rusak. Ini yang sebetulnya soal food safety yang berupaya kita jaga. Jadi soal food safety jadi sebelum makanan ini kita distribusikan ke sekolah-sekolah di dapur di Halim,” ungkap Dian.
“Sehingga murid, anak-anak yang akan memakan dari MBG ini menerima dalam kondisi aman dan juga cukup sehat karena jarak tempuh dari dapur untuk sampai ke sini tidak akan lebih dari 15 menit dan langsung dikonsumsi oleh anak-anak,” sambungnya. (**)










