Menurutnya, karena itu Tuhan memilih hati yang putih hati yang bersih, hati yang kudus, hati seorang perempuan. Seorang yang terpilih itu biasanya adalah orang yang sejak semulanya tidak dikenal oleh siapapun.
Tapi keterpilihannya oleh Allah membuktikan dia dihormati. Seorang yang terpilih dalam rancangan besar Allah, rancangan Agung Allah itu mungkin juga adalah orang-orang yang tidak dipandang, orang yang tersingkirkan, tapi momentum keterpilihannya membuat mereka tampil ke permukaan dan ketika mereka tampil yang mereka bawa itu bukan berita tentang amarah bukan juga suatu upaya untuk mengjungkirbalikkan kekuasaan apa adanya.
“Yang mereka bawa adalah kabar baik, yang mereka bawa adalah kabar sukacita, bukan supaya mereka jadi berbeda dari orang-orang lainnya tetapi supaya melalui mereka suatu tatanan baru, tatanan damai sejahtera itu didirikan, ditegakkan,” kata Elifas.
Tatanan itu, tatanan kehidupan yang menyelematkan. Hati yang putih itu adalah juga hati yang digugah oleh Allah dalam Roh Kudusnya, untuk turut mengubah keputusan-keputusan hidup yang kita ambil atas dasar pertimbangan kemanusiaan, atas dasar pertimbangan egoisme, atas dasar pertimbangan hawa nafsu, atas keputusan-keputusan kita yang kadang subjektif dan tidak adil.