JAKARTA, arikamedia.id – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan, banyak penduduk miskin di daerah yang kaya tambang.
Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Perencanaan Strategis Muhammad Idris Froyoto Sihite mencontohkan anomali ini terjadi di Sumatera Selatan (Sumsel). Padahal, Sumsel merupakan salah satu provinsi kaya tambang batu bara.
“Berdasarkan hasil diskusi Kementerian ESDM dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), yang menyimpulkan adanya anomali terhadap pengelolaan sumber daya alam di sejumlah wilayah Indonesia, yang kaya akan sumber daya alam justru angka kemiskinannya cukup tinggi, salah satunya adalah Provinsi Sumatra Selatan,” ucap Sihite, dikutip dari situs resmi ESDM, Senin (22/07/2024).
Sihite menyebut Sumsel punya cadangan batu bara terbesar kedua di Indonesia sebanyak 9,3 miliar ton. Produksinya di 2023 bahkan mencapai 104,68 juta ton dan menghasilkan penerimaan negara Rp9.898 triliun.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), penduduk miskin Sumsel pada Maret 2023 mencapai 11,78 persen. Angka ini turun 0,12 persen poin dibandingkan Maret 2022 lalu.
Lantas, bagaimana data kemiskinan di lima wilayah tambang batu bara terbesar di Indonesia. Benarkah ada anomali seperti yang diungkap ESDM?
Mengutip Road Map Pengembangan dan Pemanfaatan Batu Bara 2021-2045 milik Kementerian ESDM, sumber daya mineral ini terkonsentrasi di Kalimantan dan Sumatra. Rinciannya, di Sumatra ada 56 miliar ton batu bara permukaan dan 92 miliar ton lainnya berada di Kalimantan.
Berdasarkan data pada 2020, berikut 5 provinsi dengan sumber daya batu bara terbesar di Indonesia:
1. Kalimantan Timur
Kalimantan Timur punya sumber daya batu bara sebanyak 59,69 miliar ton, dengan total yang sudah terverifikasi 36,92 miliar ton. Kaltim juga punya cadangan 10,95 miliar ton batu bara.
Di lain sisi, jumlah penduduk miskin di Kaltim pada September 2020 mencapai 243,99 ribu orang atau 6,64 persen. Ini meningkat dari Maret 2020 yang hanya 230,26 ribu penduduk miskin alias 6,10 persen.
Jumlah penduduk miskin di provinsi ini tak banyak berkurang pada Maret 2024, yakni masih 221,34 ribu orang. Artinya, ada 5,78 persen masyarakat yang tetap miskin di Kaltim.
2. Sumatra Selatan
Seperti yang disampaikan ESDM, Sumsel menjadi provinsi dengan kekayaan batu bara terbesar kedua di Indonesia. Jumlahnya menyentuh 43,85 miliar ton, di mana sudah terverifikasi sebanyak 33,94 miliar ton.
Sumatra Selatan juga mencatatkan cadangan batu bara 9,5 miliar ton di 2022. ESDM mengatakan ada 8,54 miliar ton cadangan terverifikasi.
Kendati, BPS mencatat jumlah penduduk miskin di Sumsel tembus 1,11 juta orang alias 12,98 persen pada September 2020. Angka kemiskinan di provinsi ini juga masih cukup banyak pada Maret 2024, yakni 984,24 ribu orang atau 10,97 persen.
3. Kalimantan Selatan
Kalimantan Selatan mempunyai 13,22 miliar ton batu bara, dengan total yang terverifikasi sejumlah 9,99 miliar ton. Kalsel juga punya 3,02 miliar ton cadangan batu bara yang sudah terverifikasi ESDM.
Pada September 2020, jumlah penduduk miskin di Kalimantan Selatan ada 206,92 ribu orang atau setara 4,83 persen dari total warganya. Catatan ini bahkan meningkat dibandingkan Maret 2020 yang hanya 187,87 ribu orang miskin alias 4,38 persen.
Hingga Maret 2024, penduduk miskin di Kalsel tak banyak berkurang, yakni masih di kisaran 183,31 ribu orang atau 4,11 persen. Meski, ini turun dibandingkan Maret 2023 yang sempat mencapai 188,93 ribu penduduk miskin.
4. Kalimantan Tengah
Pulau Kalimantan memang kaya batu bara, termasuk di Provinsi Kalimantan Tengah. Ada sekitar 3,78 miliar ton sumber mineral ini, serta 928 juta ton cadangan batu bara di Kalteng.
Akan tetapi, jumlah penduduk miskin di Kalimantan Tengah pada September 2020 mencapai 141,78 ribu orang. Jumlah itu meningkat 8,8 ribu orang dibandingkan dengan Maret 2020.
Orang tak mampu di Kalteng bahkan terus bertambah hingga sekarang. Pada Maret 2024, tercatat ada 145,63 ribu warga miskin alias 5,17 persen dari total penduduk Kalimantan Tengah.
5. Jambi
Jambi juga menyimpan total sumber daya batu bara terverifikasi yang cukup melimpah, yakni 2,87 miliar ton. Selain itu, wilayah ini memiliki cadangan hingga 913 juta ton.
Faktanya, penduduk miskin di Jambi pada September 2020 mencapai 288,10 ribu orang atau 7,97 persen. Ini naik 10,3 ribu orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2020 sebesar 277,80 ribu orang alias 7,58 persen.
Orang miskin di Jambi kini mencapai 265,42 ribu alias 7,10 persen. Capaian Maret 2024 itu masih di level 7 persen, meski sebenarnya turun 15,26 ribu orang dari data Maret 2023.(*)