AMBON, arikamedia.id – Anggota DPRD provinsi Maluku Wahid Laitupa menyesalkan tindakan sebagian pihak yang mengganti nama Hena Hetu menjadi Hetu Jasira organisasi adat yang memiliki sejarah panjang dalam menjaga stabilitas dan persatuan di Pulau Ambon.
Penyesalan itu disampaikan menyusul kegiatan deklarasi organisasi baru yang digelar di Hotel Santika, minggu kemarin.
Dirinya menghargai hak setiap kelompok untuk mendirikan organisasi sesuai peraturan perundang-undangan. Namun ia tidak menghadiri kegiatan tersebut karena menilai ada perlakuan yang tidak semestinya terhadap Hena Hetu, khususnya terhadap nilai-nilai historis dan para pendirinya.
“Saya menghargai siapa pun yang ingin bentuk organisasi, itu hak. Tapi saya menyesal karena ada sikap yang dilakukan terhadap Hena Hetu Organisasi ini didirikan oleh para tokoh besar, raja-raja, dan pendiri awal Jazirah. Nilai sejarah itu tidak boleh dihilangkan,” kata Laitupa di ruang komisi I DPRD Maluku, Senin, (24/11/2025).
Laitupa mengatakan, Hena Hetu dulu dibangun dengan tujuan menjaga stabilitas di Jazirah, memperkuat kebersamaan, dan mempersatukan negeri-negeri. Karena itu, jika ada persoalan internal dalam tubuh organisasi, mestinya diselesaikan secara musyawarah, bukan dengan membuat wadah baru yang justru menimbulkan kesan perpecahan.










