AMBON, arikamedia.id – Pembangunan Pariwisata di Maluku membutuhkan peran pentahelix, atau melibatkan unsur-unsur kekuatan masyarakat, pengusaha, pelaku pariwisata, tokoh adat atau Raja-Raja, akademisi dan Media.
Pemerintah sudah harus punya prinsip bahwa mereka hanya regulator dan tidak bisa berjalan sendiri mereka harus libatkan masyarakat, pengusaha, dan juga akademisi termasuk jurnalis, tidak bisa libatkan satu unsur saja.
Lalu mereka harus diberikan peran, bukan hanya casing saja. Pemerintah pernah tidak mengundang masyarakat untuk bertukar pikiran, untuk dialog. Pemerintah tahu atau tidak seluruh desa yang ada di Maluku itu miliki potensi pariwisata. Komitmen dan sinergi antar unsur satu dengan unsur lainnya menjadi kunci utama.
Hal ini ditegaskan Pengusaha Pariwisata Nasional Hellen Sarita de Lima ketika dihubungi arikamedia, Senin (17/06/2024), menanggapi Kepala Bappeda Provinsi Maluku Anthon Lailossa yang menyebutkan dari sisi pariwisata kita bangun lokomotif pariwisata di Banda, selanjutnya di Kei Pantai Pasir Panjang, Danau Konde di Seram Bagian Timur, Maluku harus buat Icon besar terlebih dahulu, pada kegiatan FGD Poltek Ambon baru-baru ini di Ambon.
Lailossa sendiri terkesan terburu-buru menjadi pemantik pada kegiatan tersebut, karena hanya datang dan menyampaikan materi selama kurang lebih 10 menit selanjutnya langsung pergi meninggalkan ruangan FGD.