“Ini salah satu yang kita sosialisasikan, sebagai upaya agar anak-anak kita tidak terlalu terfokus pada penggunaan gadget. Karena dari hasil analisa kami dari kasus-kasus yang kami tangani, khususnya kekerasan terhadap anak maupun yang dilakukan oleh anak, itu berasal dari gadget,” kata Menteri PPPA.
Untuk itu, Menteri PPPA juga mendorong pemerintah daerah menyediakan ruang bermain dan permainan tradisional berbasis kearifan lokal bagi anak-anak, sebagai alternatif positif agar mereka tidak bergantung pada gadget. Permainan seperti enggrang dan lompat tali dinilai bisa menguatkan interaksi sosial sekaligus melestarikan budaya.
Menteri PPPA mendorong semua pihak berkolaborasi dan bersinergi untuk menuntaskan persoalan kekerasan terhadap perempuan dan anak serta membangun lingkungan yang aman, ramah, dan berkualitas bagi anak-anak Indonesia.
“Seperti pesan Presiden RI Prabowo Subianto, tidak ada satu pun kementerian atau lembaga yang dapat bekerja sendiri. Semua pihak harus berkolaborasi dan bersinergi demi masa depan anak. Anak-anak adalah calon pemimpin bangsa. Mari kita bergandengan tangan, berkolaborasi, dan bersinergi untuk menciptakan ruang aman, berkualitas dan ramah anak,” pungkas Menteri PPPA.