AMBON, arikamedia.id – Ketua DPRD Maluku, Benhur George Watubun, mencium aroma permainan kotor dalam pelaksanaan proyek-proyek di lingkungan pemerintah provinsi (Pemprov). Diduga ada jejaring antara oknum pejabat dinas dan kontraktor yang sengaja menyusun skenario kejahatan demi mengamankan kepentingan bersama.
Dugaan pihaknya kuat dan ini tidak bisa dilakukan perorangan. Ada sistem, ada struktur, dan mungkin korporasi besar di belakangnya.
Apalagi yang membuat DPRD curiga bukan hanya soal proyek bermasalah, tapi juga hilangnya dokumen-dokumen penting secara mencurigakan. Arsip dalam jumlah besar ditemukan terbungkus rapi dalam karung-karung besar, sebagian bertuliskan label jasa pengiriman. Watubun menyebut, itu bisa jadi kamuflase.
Hal ini dikatakan Politisi PDI perjuangan ini, Kamis (03/07/25), usai rapat kerja Hilangnya dokumen Dana Bos dan Dak milik Dinas Pendidikan Maluku dengan dinas, dan Kepolisian.
“Tulisan di karung bisa saja JNE, bisa juga Pramuka atau pasar. Tapi yang penting isi dalamnya. Itu yang harus dibuka. Harus ada transparansi dan pengusutan,” ujarnya.
Watubun mengatakan, diduga ada motif kuat untuk menghilangkan barang bukti. Tidak menutup kemungkinan ada skenario besar, entah untuk menyembunyikan korupsi, sabotase internal, atau motif gelap lainnya.