Sementara bagi kota Ambon, Pelu mengestimasi 1 mobil truk dapat mengangkut 5 kubik sampah, sehingga total sampah yang diangkut setiap kali pembersihan dengan 5 truk sebanyak 25 kubik.
“Kami sudah memberikan edukasi dan sosialisai kepada masyarakat melalui RT, RW dan kepala-kepala desa untuk meningkatkan kepedulian terhadap sampah, namun semua dikembalikan lagi ke masyarakat. Kami akan terus berusaha memberikan yang terbaik,” ujar Pelu.
Sementara itu dari pengamatan media ini, harus diakui, sampah di Ambon menjadi salah satu masalah lingkungan yang paling mendesak dan memerlukan perhatian serius. Sebagai kota kecil, konsumsi masyarakat yang tinggi menghasilkan volume sampah yang signifikan setiap harinya. Pengelolaan sampah yang tidak efektif di kota Ambon ditambah dengan minimnya kesadaran masyarakat, menyebabkan tumpukan sampah semakin sulit dikendalikan. Persoalan sampah tidak hanya terbatas pada lingkungan perkotaan, tetapi juga meluas ke perairan, khususnya lautan, maka bukan tidak mungkin kota Ambon bisa jadi menjadi salah satu penyumbang sampah plastik bagi Maluku dan Indonesia.
Pemkot Ambon bisa membuat gerakan bersama warga dan seluruh elemen masyarakat untuk memulai dari RT/RW gencar mensosialisasikan hidup sehat dengan menjaga pemukiman dari membuang sampah sembarangan. Lurah-lurah mulai berperan dengan setiap bulannya turun ke wilayahnya memperhatikan masalah pembuangan sampah dan lingkungan bersih.