Menurutnya, setiap 5 tahun, kita akan dikontrol oleh rencana pembangunan daerah dan setiap tahun dalam Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD) itulah iklim yang sementara menjadi kesepakatan kita dengan pemerintah daerah kabupaten dan kemudian nasional, tugas Bappeda hanya membuat perencanaan.
Lalu bagaimana dengan produk-produk pertanian kita kata Lailossa, tanpa sadar dari 3,500 tahun yang lalu, kita bangga dengan pala, cengkeh dan kelapa yang di tanam kemudian bergantunglah 90% desa kita tidak ada jalan lain kita harus merubah menjadi sebuah hirilisasi.
“Sebelum mehirilisasi, kita haru tahu dulu yang pertama itu market, kita harus terhubung dengan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, seperti Surabaya, Jakarta, Eropa, Amerika, Jepang, China, ada Australia, sekarang setelah terhubung bagaiamana kita mau dikenal pasarnya seperti apa, kemudian bagaimana dengan perkebunan-perkebunan itu, semuanya harus dirubah dengan cara sain dan teknologi serta riset,” ujarnya.
Makanya di dalam dokumen perencanaan kita yang sudah kita sepekati dengan Bapenas ada namanya techno park, jadi ada teknologi yang kemudian dia bersamaan dengan industri. “Jadi besok-besok kita harus tahu betul pasar ini perlu apa, lalu harus ada kerja sama antara peneliti industri, karena mereka yang paling tahu pasar dan dia paling tahu apa yang dibutuhkan disitu dan dia juga bekerja sama dengan peneliti- kita disitu,” urainya.