Scroll untuk baca artikel
Link Banner
Link Banner
BeritaDaerahLINGKUNGANNasionalUtama

Kenapa Bank Sampah Berisiko Jadi Tempat Persinggahan Sampah?

3
×

Kenapa Bank Sampah Berisiko Jadi Tempat Persinggahan Sampah?

Sebarkan artikel ini
Proses pemilahan sampah di Bank Sampah Induk Kumala, Tanjung Priok, Jakarta, 13 Agustus 2025. Tempo/Defara

TEPAT pukul sembilan pagi, seorang warga menumpuk karung ke-31. Karung-karung itu berisi botol plastik, kaleng minuman, kertas bekas, hingga kardus yang sejak dua jam sebelumnya telah ditimbang dan dipilah di Bank Sampah Mekar Sari.

Persis di halaman depan SD Negeri Mampang Prapatan 02 Pagi, Jakarta Selatan, aktivitas pada Rabu pagi, 13 Agustus 2025, itu berbeda daripada hari-hari biasanya. Warga silih berganti datang membawa sampah plastik dan lainnya dari rumah masing-masing.

Ada ibu-ibu yang menenteng tiga plastik besar, seorang bapak mendorong gerobak kecil penuh kardus, hingga anak-anak yang ikut menyeret kotak bekas camilan. Tak sedikit pula yang datang dengan sepeda motor, mengangkut galon air mineral kosong dan rongsokan peralatan rumah tangga.

Baca Juga  Kajian Peluang dan Tantangan Libur Nasional Terhadap Sektor Pariwisata

Di sudut halaman, belasan orang sibuk memilah lagi semua barang yang datang tersebut. Kardus dipisahkan dari botol plastik, kaleng dari besi rongsok. Beberapa masih berupa barang utuh seperti blender, kipas angin, hingga tas bekas. Selain barang-barang yang dihargai satuan itu, kelompok lainnya memiliki beragam label seperti emberan, boncos, dan impact.

“Total kami bisa 1,5 sampai 2,0 ton setiap dua minggunya. Jadi sebulan bisa 5 ton sampah yang sudah kepilah,” kata Ketua Bank Sampah Mekar Sari, Djuraidah Machmud, pada Rabu pagi itu, 13 Agustus 2025.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *