Perekrutan SDM lokal ini sangat bijak. Pasalnya, tingkat pengangguran di Maluku masih tinggi. yakni 7,07%. Angka ini berada di atas nilai rata-rata nasional dan menempatkan Maluku ke dalam 10 besar provinsi dengan tingkat pengangguran tertinggi di Indonesia. Untuk menekan tingkat pengangguran, pendidikan vokasi tentu punya peran sangat besar.
Lembaga pendidikan vokasi dituntut menyiapkan SDM lokal yang akan berperan aktif mengelola aset-aset yang dimiliki Maluku. Apa saja yang penting diterapkan pendidikan vokasi guna menjawab
tantangan ini? Data menunjukkan tingkat pengangguran terbesar menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan di Maluku yakni diploma I/II/III di tahun 2022 mencapai 15,14%.
Hal ini membuktikan bahwa supply dan demand lulusan pendidikan vokasi belum selaras. Adakah yang salah? Metode pembelajaran atau kurikulum? Berdasarkan data di atas, pendidikan vokasi harus mengubah metode. Pendidikan vokasi harus lebih memprioritaskan soft skill ketimbang hard skill.
Pengembangan soft skill harus dimunculkan dalam kegiatan perkuliahan karena itulah yang dibutuhkan oleh industri saat ini. Mahasiswa sudah harus dibekali dengan kemampuan berinovasi dan menjadi problem solver. Hanya dengan begitu, mereka akan mampu mengatasi masalah diimbangi juga dengan kecakapan dalam menguasai teknologi digital yang merupakan kebutuhan utama dalam industri saat ini.