KMJ tambahnya, yaitu tenaga organik yang berasal dari GPM dan surat keputusan dari Sinode GPM yang dilantik pada waktunya di hari Minggu.
Lebih jauh dijelaskan, seharusnya jika ingin ada POUK komunikasikan dengan GPM. Jika inginkan hal tersebut juga jika Gereja tersebut ada di tengah Kesatrian atau kompleks TNI dan itu tentara dengan berbagai denominasi dan bisa bergereja bersama-sama sekaligus pembinaan mental.
“Tapi disini GPM Pniel Bentas tidak bisa, jangan memaksakan kehendak yang tidak bisa diterima oleh jemaat itu pastinya akan menimbulkan keributan, dia hadir membawa negara disini harusnya dia mengayomi jemaat disini, bukan datang dengan kehendak seperti memerintah di dalam gereja, itu tidak boleh, masalahnya disitu, dan dia mengatasnamakan kabintal, itu berarti dia mengatasnamakan Kodam, dan dia mengatasnamakan Pangdam, karena surat keputusan Pangdam juga ada disitu,” ungkapnya.
Oknum TNI itu datang dan menyebutkan ini rumah saya di dalam Gereja, Josina mempertanyakan rumahnya yang mana, pada waktu Gereja dibangun dan direnovasi apakah ada seorang Bintal datang dan menawarkan tenaga untuk membantu?
Tidak pernah satu orang pun datang membantu ditambahkan, tidak pernah, tujuan apapun mereka sampaikan dalam jemaat ini, jemaat bahu membahu dengan keringat sendiri, mampu dan tidak mampu, dari pintu kepintu, mereka cari dana di samping swadaya murni dari masyarakat.