Baku Kele mengandung filosofi yang sangat dalam yang intinya adalah jika kita ingin menciptakan Pilkada yang aman, Pilkada yang bermartabat, Pilkada yang damai, jujur, adil maka katong (kita) harus baku kele bergandeng tangan, berkolaborasi, bergotong royong, untuk menciptakan cita-cita itu.
Jika Pilkada bisa kita laksanakan dengan damai, aman, langsung, umum, bebas rahasia, jujur dan adil, kata Dosen tetap pada Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Ambon ini, maka Pemimpin yang lahir dari Pilkada itu adalah Pemimpin yang akan membawa Maluku membawa 11 kabupaten-kota se-Maluku mencapai kemajuan dan kesejahteraan serta kunci dari pencapaian cita-cita itu adalah kita harus baku kele.
Bawaslu tukasnya, siap menjadi pengawas yang akan mengawal pemilihan agar berjalan sesuai dengan peraturan Peundangan-undangan dan berjalan secara aman, damai dan berintegritas.
Menutup sambutannya, Subair mengajak seluruh jajaran Bawaslu dan Panwascam se-Maluku sama-sama menyerukan slogan “Bersama Rakyat Awasi Pemilu, Bersama Bawaslu Tegakkan Keadilan Pemilu”.(AM-29)