Hasilnya ditemukan mahasiswa yang mengambil jeda di media sosial mengalami peningkatan yang signifikan terkait harga diri dan citra tubuh mereka. Khususnya mereka yang paling rentang terhadap masalah tubuh ideal.
Menurut Mills media sosial memberikan konten yang tidak terbatas. Hal ini memicu sistem di otak manusia yang membuat kita ingin terus-menerus melihatnya. Akibatnya waktu cepat berlalu, bila semula hanya hitungan menit menjadi berganti jam.
Dengan melakukan jeda dari media sosial, perempuan akan mendapatkan perilaku dan gaya hidup yang lebih sehat. Karena ada banyak hal yang sebenarnya bisa dilakukan di dunia nyata dibanding maya.
“Ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan untuk menghabiskan waktu di kehidupan nyata, seperti bersosialisasi dengan teman, tidur, keluar rumah, berolahraga, dan perilaku sekunder lain yang bisa dilakukan untuk mengisi kekosongan ketika jeda media sosial,” pungkasnya.
Sementara itu, selain istirahat dari media sosial, Ike menambahkan bahwa orang tua juga penting untuk berperan.
Meski sudah memiliki umur yang cukup, sebaiknya anak-anak tetap diawasi dan dipantau aktivitasnya di media sosial. Jika ada yang mencurigakan, tidak ada salahnya untuk berkomunikasi terkait penggunaan media sosial sang anak.(***)