Salah satu sisi gelap yang tak bisa luput dari media sosial adalah pelanggaran hak privasi dan cyberbullying. Jika mengalaminya terutama pada anak-anak, Ike menyatakan mereka akan merasa takut dan bingung bercerita kepada orang tua mereka yang akhirnya menyebabkan trauma psikologis.
“Bahkan, jika terpapar terhadap pelecehan seksual online dapat menyebabkan trauma pada anak-anak,” ulasnya, dilansir dari DetikEdu.
Data terkait cyberbullying atau tindakan bullying di dunia maya yang ditujukan untuk mengucilkan hingga melukai seseorang juga meningkat. Menurut World Health Organization cyberbullying pada anak perempuan berusia 11-13 tahun. Imbasnya adanya penurunan motivasi dan prestasi di sekolah mereka.
Selaras dengan WHO, The Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) menyatakan media sosial memberikan dampak yang lebih buruk bagi perempuan dibandingkan laki-laki terutama dalam hal cyberbullying.

Berdasarkan survei yang dilakukan OECD pada negara-negara anggotanya, sekitar 12% anak perempuan berusia 15 tahun melaporkan pernah mengalami cyberbullying dibandingkan dengan 8% anak laki-laki. Mereka juga lebih sering menjadi sasaran cyberbullying dibandingkan anak laki-laki.