AMBON, arikamedia.id – Rian salah satu mahasiswa UIN AMSA, sekaligus pemerhati lingkungan menilai, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) tutup mata, terhadap kawasan STAIN yang terancam longsor.
Demikian dikatakan, Rian karena diketahui kawasan STAIN, sudah lama memiliki tingkat kerawanan tinggi, hingga kini masih dibiarkan tanpa sentuhan pembangunan berarti.
”Kondisi di lapangan memperlihatkan buruknya infrastruktur dasar. Jalan yang rusak, serta tebing curam tanpa pengaman menjadi pemandangan sehari-hari. Ironisnya, situasi berbahaya ini seolah dianggap hal biasa oleh Dinas PUPR,” kata Rian, Kamis (18/12/25).


Dia menyebutkan, saat hujan deras turun, ancaman longsor kian nyata. Namun alih-alih melakukan langkah pencegahan, Dinas PUPR justru terkesan menunggu bencana terjadi. Sikap ini dinilai sebagai bentuk pembiaran yang membahayakan keselamatan masyarakat dan civitas akademika STAIN.
Menurutnya warga resah karena menganggap PUPR gagal menjalankan fungsi dasarnya sebagai pelindung infrastruktur publik.
“Kami tidak minta proyek besar, hanya pengamanan agar tidak ada korban. Karna berhubung cuaca yang mulai tidak bersahabat. Tapi itu pun tidak pernah diwujudkan,” ungkap seorang warga dengan nada kecewa.










