Masih menurut Gus Yahya, kondisi rakyat Palestina, khususnya di Gaza, saat ini sangat memprihatinkan. Mereka membutuhkan bantuan segera atau immediate relief untuk menyelamatkan kehidupan yang tersisa.
“Setiap orang yang melihat penderitaan anak-anak Gaza pasti terdorong untuk bertindak. Tapi kita juga harus memastikan mereka tidak kehilangan tanah air,” katanya.
Ia juga menanggapi pernyataan kontroversial mantan Presiden AS, Donald Trump, yang bernada mendukung pembersihan etnis (ethnic cleansing). “Kita tidak boleh terpancing oleh retorika semacam itu. Bahkan jika maksud Trump serius, tindakan sepihak dalam isu seperti ini hanya akan memicu konflik global yang lebih luas. Dan tak seorang pun yang waras menginginkan terjadinya perang dunia,” ujarnya.
Gus Yahya menegaskan bahwa isu Palestina bukan sekadar konflik politik, melainkan persoalan kemanusiaan yang menjadi tanggung jawab seluruh umat manusia. Ia menyerukan agar semua pihak melihat persoalan ini dari sudut pandang kemanusiaan, dan mencari solusi terbaik dengan pertimbangan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Menanggapi wacana pemindahan sementara 1.000 warga Gaza ke Indonesia, KH Yahya menilai bahwa langkah tersebut masih harus melalui proses yang panjang. “Jalan ke arah itu masih berliku. Bisa jadi justru akan ditemukan cara lain yang lebih baik untuk membantu mereka,” jelasnya.