Di tempat yang sama, Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Polman Ambon, Dr. Pieter Frans mengatakan, dari 44 Politeknik kebetulan Politeknik Negeri Ambon diberikan kesempatan ke-10 jadi nanti Sentrinov ini sampai ke-44.
Sasaran Sentrinov ini, indikator pertama adalah jangka panjang Indonesia sebagai Indonesia Emas 2045, sehingga inovasi-inovasi terapan, teknologi diukur dari Renstranya Presiden.
“Dibawahnya dunia pendidikan, merupakan sharing teknologi terapan Indonesia, tema teknologi terapan berkelanjutan kenapa karena tekonektivitas dengan karakter Maluku. Setiap pulau akan diperhadapkan dengan teknologi terapan,” kata Frans.
Sementara itu, Keynote Speaker William Sabandar melalui zoom mengatakan, pembangunan kita masih berorinetasi berbasis pada pendekatan lahan yang dibangun banyak sekali. Padahal Maluku membutuhkan pelabuhan, Maluku butuh kapal-kapal, Maluku butuh interkoneksi perairan bahkan Maluku membutuhkan banyak bandara supaya pesawat bisa menjangkau lebih banyak pulau.
Kata Sabandar, strategi pembangunan berdasarkan kontinental mengutamakan pada sistim pembangunan jalan raya, kereta api tidak tepat untuk kontkes di Maluku.
“Nah, strategi pembangunan maritim di kawasan Indonesia timur penting sekali berkontribusi untuk melihat bagaimana poros maritim dunia ini dikembangkan dan kita ingin pelanggan sektor maritim meningkat. Tahun 2015, hanya ada 6,4% dari PDB, kita berharap di tahun 2030 sektor maritim sudah berkontribusi 9% dan 2045 12,5% dari PDB. Kalau sektor maritim berpartisipasi maka kita yang berada di wiayah kepulauan akan menikmati manfaatnya, hari ini belum dan itu yang menjadi tantangan kita bersama,” kata Ketua Tim Asistensi Ahli Transportasi Otorita Ibukota Nusantara.