Namun, saat dalam perjalanan dari Pulau Wahr menuju Desa Debut, Kecamatan Manyeuw, kapal yang mereka tumpangi dihantam gelombang tinggi dan terbalik di perairan Pulau Wahr. “Dalam perjalanan kedua, kapal yang mereka tumpangi dihantam ombak besar hingga terbalik. Saat itu mereka sudah membawa sekitar 30 karung pasir,” kata Kapolres Maluku Tenggara AKBP Frans Duma.
Dilansir dari Antara pada Rabu, 2 Juli 2025, peristiwa nahas ini terjadi sekitar pukul 14.07 WIT, namun Tim SAR menerima laporan pertama pada pukul 15.40 WIT, setelah salah seorang mahasiswa melaporkan.
Dikutip dari Antara, setelah menerima laporan Tim SAR Pos Tual langsung bergerak menuju lokasi kejadian menggunakan Rigid Inflatable Boat (RIB) pada pukul 16.00 WIT dan tiba di lokasi sekitar pukul 17.30 WIT. Namun, akibat cuaca buruk dengan angin kencang dari arah selatan-tenggara kecepatan 16-30 knot dan gelombang laut mencapai 2,5 meter sempat menghambat proses evakuasi.
Meski cuaca buruk sempat menghambat, Tim SAR terus melakukan pencarian hingga akhirnya menemukan jasad Bagus Adi Prayogo sekitar pukul 23.00 WIT, tak jauh dari lokasi kapal terbalik.
Dalam insiden tersebut, lima mahasiswa UGM dan lima warga lokal berhasil diselamatkan dan langsung mendapat penanganan medis. Tiga mahasiswa, yakni Muhammad Arva Sagara (21), Ridwan Rahadian (21), dan Afifudin Baliya (24), harus menjalani perawatan di rumah sakit. Arva dan Ridwan dirawat di RS Karel Satsuitubun Langgur, sedangkan Afifudin dirawat di RS Hati Kudus Langgur.
