Pertanyaan kritisnya adalah di mana perannya media? Apakah media turut serta berkontribusi dalam penyebaran berita hoax atau tidak? Padahal dalam kerja-kerja media, 5W – 1H itu menjadi prinsip dalam melakukan peliputan maupun juga pemberitaan.
Dia mengajak jurnalis menguliti lebih detail lagi 53% ini kontribusinya dari mana? Berita hoax ini diproduksi oleh siapa? segmen-segmen atau kelompok-kelompok masyarakat mana? Apakah tokoh-tokoh intelektual ataukah kelompok politisi murahan atau bahkan media?
Sehingga katanya, ini menjadi data yang harus sama-sama kita bertanggungjawab untuk mereduksi atau menekan bahkan mengurangi persentasi yang sudah cukup signifikan. Persebaran konten hoax berdasarkan platfon sosial media, youtube itu 44,6%, facebook 34,4% dan tiktok 9,3%. Itu berarti youtube masih memegang peran penting walaupun ini data dan riset yang dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Pertanyaan selanjutnya, apakah teman-teman jurnalis perempuan siap membantu kami bawaslu untuk menekan informasi-informasi hoax?
Bicara pemilu dan pemilihan menurutn Stevin, konsentrasi masyarakat sudah tentu akan menuju kepada kelompok-kelompok tertentu yang dianggap punya kuasa relasi yang bisa mempengaruhi dinamika, misalkan kelompok ASN, kelompok ini kan dianggap bisa saja digerakan oleh kekuatan kepemimpinan, calon yang punya relasi kuasa yang cukup kuat dengan leader dalam kelompok ASN itu dan kemudian mereka digerakkan.