
“Kalau politik uang itu menyasar perempuan maka itu berarti bahwa masyarakat memposisikan perempuan sebagai kelompok rentan yang mudah dipengaruhi, jumlahnya banyak signifikan dan karena itu dia menjadi target dipengaruhi supaya orang yang melakukan politik uang ini seperti yang tadi saya katakan dia punya tujuan dan dalam hal ini kalau dia menyasar perempuan sebagai objek dari permainan politik uang maka dia tadi ada yang katakan perempuan itu rentan, lemah menjadi target dari praktek politik uang, apa yang bisa kita lakukan bahwa saya selalu mengatakan yang punya kepentingan dalam hajatan politik ini kan parpol, tapi parpol adalah pihak yang paling rendah partisipasi nya untuk membangun edukasi,” sebutnya pada giat Deklarasi pemilihan Kepala Daerah 2024 Sehat Bermanfaat bertema ‘Perempuan Maluku Tolak Politik Uang dan Serangan Fajar’, Minggu (24/11/2024) di Kamari Hotel.
Kata Marantika, coba kita lihat apakah ada parpol yang melakukan edukasi politik pada pileg dan pilkada? Tidak ada. Padahal yang mendapatkan banyak ini kan parpol, sekalipun tanda edukasi itu ada di KPU misalnya kewenangan KPU untuk melakukan pendidikan politik dalam tahapan pilkada tetapi yang mendapatkan manfaat paling besar dari hasil pileg atau pilkada adalah parpol.