Scroll untuk baca artikel
Link Banner
Link Banner
BeritaDaerahKPU/BAWASLUPolitikUtama

Pelecehan Secara Verbal Kepada Perempuan Kerap Terjadi di Pilkada, Marantika : Bangun Gerakan Bersama Himbau Masyarakat Jadi Pemilih Cerdas

23
×

Pelecehan Secara Verbal Kepada Perempuan Kerap Terjadi di Pilkada, Marantika : Bangun Gerakan Bersama Himbau Masyarakat Jadi Pemilih Cerdas

Sebarkan artikel ini
Tokoh Perempuan Maluku Dr.Lies Marantika (tengah).

AMBON, arikamedia.id – Aktivis perempuan di kota Ambon soroti ujaran dan kata-kata yang tidak pantas yang dikeluarkan oleh salah satu paslon pada saat pernyataan penutup di Debat Terbuka Pilgub Maluku baru-baru ini. Kejadian tersebut hingga mendapat perhatian Komnas Perempuan RI.

Komnas Perempuan mengeluarkan sejumlah kasus Pilkada pelecehan verbal terhadap perempuan antara lain, diskriminasi atau seksisme digunakan sebagai alat kampanye untuk meraup perhatian. Di antaranya, pernyataan Calon Wakil Gubernur Jakarta nomor urut 1 Suswono, agar janda kaya menikahi pengangguran, Calon Gubernur Independen, Dharma mengatakan guru-guru perempuan sengaja ditempatkan di Taman Kanak-kanak  untuk menyiapkan anak-anak menjadi bagian dari komunitas LGBT sejak dini.  

Calon Wakil Gubernur Banten, Dimyati Natakusumah juga melontarkan bahwa perempuan jangan diberi beban berat, apalagi menjadi gubernur. Juga terdapat baliho bernada seksis dari pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Sleman, Harda Kiswaya – Danang Maharsa yang bertuliskan ‘Milih Imam (Pemimpin) Kok Wedok. Jangan Ya Dik Ya! Imam (Pemimpin) Kudu Lanang‘ yang berarti ‘Memilih imam (pemimpin) kok perempuan. Jangan ya dik ya! Imam (pemimpin) harus pria’ dan pernyataan “tusuk di tengah yang sedap” sebagai pernyataan penutup yang disampaikan kandidat Murad-Michael di Maluku pada debat terbuka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *