Senada dengannya, Alda Mual aktivis yang juga pendiri dan pengelola PAUD Rantai Kasih mengatakan, sudah waktunya perempuan ada menjadi pemimpin kota ini. Keberpihakan pemimpin untuk masalah anak dan permpuan sangat minim di kota ini.
Menurutnya, keberpihakan pemangku kepentingan untuk hak-hak pendidikan anak perlu di jadikan poin penting bagi calon-calon perempuan yang ingin naik sebagai Wawali.
“Penatalayan pelayanan publik perlu di rubah, hospitality pegawai-pegawai dalam OPD perlu ditata dengan keramahan dan pelyanan yang memanusiakan,” ujarnya.
Pemberdayaan kepada perempuan-perempuan kata Alda, perlu jadi prioritas baik edukasi pengasuhan, edukasi usia pernikahan dan meningkatnya mental healt.
Aktivis perempuan lainnya Stany mengatakan, jika mereka-mereka ini lolos dan ditetapkan menjadi calon wakil kepala daerah mereka harus menjadi citra positif dan memberikan keteladanan untuk membangun demokrasi yang berkualitas guna memberikan contoh pada para pesaingnya dan generasi muda yang akan datang.
“Saya menghimbau kepada masyarakat pemilih untuk memilih calon pemimpinnya yang peduli terhadap isu-isu perempuan, anak dan gender, guna menurunkan kemiskinan perempuan, menghapus kekerasan dan perdagangan terhadap perempuan dan anak, serta meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup perempuan dan anak,” katanya ketika dihubungi Rabu (05/06/2024).