Perjalanan Menuju Transformasi Digital
Pihak ATR/BPN menjelaskan, transformasi ini tidak terjadi dalam semalam. Ada proses panjang mulai dari penyiapan infrastruktur IT, pelatihan SDM, hingga kampanye literasi digital bagi masyarakat.
Awalnya, tantangan terbesar adalah kebiasaan warga yang masih mengandalkan cara manual. Namun, dengan promosi aktif dan pendampingan, penggunaan layanan digital mulai meningkat signifikan.
Hingga kini, ATR/BPN terus melakukan pembaruan sistem untuk memperluas jenis layanan online yang tersedia. Targetnya, hampir semua pengurusan pertanahan bisa dilakukan secara digital pada tahun-tahun mendatang.
Tidak Menghilangkan Layanan Tatap Muka
Meski digitalisasi dipercepat, ATR/BPN menegaskan layanan tatap muka tetap ada bagi warga yang belum familiar dengan teknologi. Petugas di loket akan membantu mengarahkan ke layanan online jika memungkinkan.
Kombinasi antara sistem manual dan digital ini diharapkan membuat semua lapisan masyarakat bisa merasakan kemudahan. Tidak ada lagi pembeda antara warga yang melek teknologi dan yang belum terbiasa.
Dengan begitu, transformasi digital tidak memutus akses bagi kelompok rentan seperti lansia atau warga di daerah minim sinyal internet.
Masa Depan Layanan Pertanahan
Ke depan, ATR/BPN berencana mengintegrasikan layanan digital dengan sistem pembayaran non-tunai secara penuh. Hal ini akan menutup celah pungutan liar dan mempercepat proses administrasi.