Mengapa ‘sangat bahaya’ melibatkan militer?
Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Cahyo Pamungkas mengingatkan potensi munculnya konflik maupun kekerasan baru.
Bertolak pada rekam jejak kekerasan yang dialami warga Papua, menurut Cahyo, keterlibatan aparat keamanan dalam pengerjaan PSN cenderung akan lebih banyak intimidatif.
Lebih lanjut ia khawatir, pelibatan militer justru akan memperkuat penggusuran berlapis terhadap masyarakat adat.
“Ini adalah bentuk kolonialisme baru yang ekstensif,” ungkap Cahyo kepada wartawan Nurika Manan yang melaporkan untuk BBC News Indonesia melalui sambungan telepon, Kamis (17/10).
Dikutip dari BBC Indonesia, dalam jangka pendek, lanjutnya, ini akan mendorong terjadinya perampasan lahan masyarakat adat.
Sementara dampak jangka panjang berupa pemindahan paksa masyarakat adat dari tanahnya.
“Mereka akan tergusur, kemudian tercerabut dari ruang ekologisnya. Karena orang Papua tidak bisa hidup tanpa tanah.
Mereka tidak akan memiliki daya hidup ketika mereka tercerabut dari habitat ekologisnya. Dan itu kan seharusnya tidak seperti itu,” tegas Cahyo.
Senada, Koordinator KontraS Dimas Bagus Arya melalui keterangan tertulis, mengingatkan, pengerahan tambahan prajurit militer di Tanah Papua “sangat berbahaya di tengah permasalahan di tubuh TNI yang belum berhasil diatasiyaitu tentang profesionalisme dan peristiwa pelanggaran hak asasi manusia”.