Jika demokrasi adalah rumah, maka pers adalah jendela dan ventilasinya. Menutup jendela tidak akan meruntuhkan rumah seketika, tetapi perlahan membuat penghuninya sesak napas. Itulah yang sedang terjadi.
Kita bisa memilih, membiarkan rumah demokrasi ini pengap, atau membuka kembali jendela dengan menghidupkan kebebasan pers.***