AMBON, arikamedia.id – Kita hidup di daerah digital ini, dan ini sebuah masa ketika perubahan menguncang hampir semua sendi masyarakat dan teknologi digital itu tidak hanya merubah cara kita belajar komunikasi tetap juga membuat kita mengubah cara kita memahami realitas kita tentang kebenaran, kebenaran tidak lagi dilahirkan dari kata dan fakta yang benar
Tetapi dibentuk oleh emosi, opini, dan banyak informasi atau dengan kata lain kebenaran di era ini bukan lagi ditemukan tetapi diciptakan dengan berbagai independensi dan itu yang menjadi tantangan terbesar dalam konteks generasi muda Maluku saat ini, dan tidak punya pengalaman langsung dengan konflik di masa lalu, tetapi kemudian mendapatkan cerita-cerita dan sebagian besar konsumsi cerita itu dibentuk melalui media.
Ini kira-kira gambaran kita di era saat ini, ada satu hal yang menarik perubahan otoritas beragama, dahulu mungkin dan sampai saat ini ada orang beragama belajar dari kitab dari guru dari pendeta, ustad tetapi sekarang otoritas itu berubah orang sekarang belajar banyak dari media digital lewat YouTube karena itu, pemuka agama bukan lagi otoritas hidromonik dalam penyampaian agama.
Hal ini dikatakan Dosen dan Peneliti di UIN AM Sangadji Ambon Dr. Saidin Ernas,M.Si tentang Generasi Muda (Pelajar) dan Upaya Merawat Perdamaian di Maluku di Era Digital baru-baru ini di Kampus UIN AM Sangadji.










