
Namun untuk memastikan anakan teripang tidak diambil orang, dipakailah kearifan lokal khas Maluku dan Papua yaitu sasi. Sehingga, teripang hanya bisa dipanen di saat waktu yang telah disepakati.
Dalam kurun waktu satu bulan, akan dilakukan aktivitas penebaran untuk minimal 1.000 benih di lokasi-lokasi pengembangan. Usai benih ditanam, teripang membutuhkan waktu 9-14 bulan sebelum akhirnya dipanen.

Biasanya, teripang akan dikonsumsi sendiri atau dijual oleh masyarakat dalam bentuk kering kepada pengepul. Untuk harganya, teripang berkualitas paling baik bisa dijual dengan harga Rp 1,3-1,8 juta per kilogram. Sedangkan untuk yang paling murah, harganya berkisar antara Rp 300-400 ribu.
Namun sayangnya, hasil panen budidaya teripang di Taar terbilang masih sangat minim. Seiring dengan ditetapkannya Taar sebagai Desa Budidaya Teripang, KKP memberikan berbagai dukungan untuk menggenjot produksi mulai dari alat transportasi, waring, hingga penyuluh yang kerap mendampingi pembudidaya.(**)