Dakwah dan kristenisasi atau penginjilan bukan satu-satunya sumber penyingkiran yang dilakukan agamawan terhadap masyarakat adat. Celakanya, agamawan kerap memihak kepada mereka yang menyumbang lebih banyak serta mengabaikan kerusakan lingkungan dan penyerobotan lahan yang dilakukan para penyumbang (donatur).
Gugatan-gugatan ini muncul dari kalangan masyarakat adat dan para pemeluk agama leluhur dalam beberapa kelas pada The 6th International Conference on Indigenous Religion (ICIR 6), 23-24 Oktober 2024, di Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Ambon, Maluku.
Menanggapi hal tersebut, Pdt. Jimmy Sormin, Sekretaris Eksekutif bidang Kesaksian dan Keutuhan Ciptaan (KKC) Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) menyampaikan perkembangan dari kalangan agamawan yang kemudian membangun gerakan bernama Interfaith Rainforest yang diinisiasi PGI.
“Perlu melakukan pertobatan kelompok-kelompok keagamaan, karena selama ini masyarakat adat menjadi objek penginjilan atau dakwah,” tegas Jimmy (24/10).
Karena itu, lanjut Jimmy, perlu bersama-sama mendorong gerakan antariman dan masyarakat adat untuk keberlanjutan lingkungan dan keadilan melawan pemusnahan flora dan fauna di dunia yang diakibatkan oleh kegiatan manusia.