Maka, lanjut Anchu, mengawal kebijakan pemerintah dan terlibat dalam proses demokrasi keseharian yang hidup di kalangan masyarakat adat menjadi kemestian agar lembaga adat beserta tanah mereka menjadi subjek hukum yang berkeadilan dan selaras dengan hak asasi manusia (HAM).
Ia pun mengevaluasi kalangan akademisi yang sebelumnya melakukan kesalahan yang kemudian belajar dan mengakui dosa atas pendekatan ‘ilmu pengetahuan untuk ilmu pengetahuan’ karena menjadikan masyarakat sekadar objek.
Anchu kemudian mengajak agar para jurnalis dan media-media arus utama, yang terlibat dalam Training Constructive Journalism yang mengambil tema masyarakat adat dan perubahan iklim yang digelar oleh Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Ambon pada 24-26 Oktober 2024 dengan dukungan International Media Support (IMS), tidak mempraktikkan ‘jurnalisme untuk jurnalisme,’ tetapi lebih dekat dan terlibat dengan masyarakat adat beserta isu, tantangan, dan aspirasi-aspirasinya.

Merespon pentingnya media terlibat dalam pencegahan pemanasan global, jurnalis Beranda Maluku Rahma Verolyn Sintya Alaidrus merasa bertanggung jawab untuk mengajak medianya dan para koleganya kalangan jurnalis di Maluku agar memotret dampak nyata perubahan iklim terhadap perempuan.