“Ada satu hal yang perlu saya tegaskan kembali kepada kita semua, sivitas akademika Polnam yang berbahagia. Perbedaan pandangan adalah hal yang biasa. Orang tua-tua biasa menasehati kita semua sebagai orang Maluku: “piring di meja makang jua bisa tatoki”. Artinya dalam aktivitas kita bersama sebagai keluarga besar Polnam, perbedaan pandangan, salah paham, perbedaan keinginan adalah hal yang sering terjadi dan mungkin akan sering kita hadapi. Tapi ingat kembali bahwa Tuhan menempatkan kita di institusi ini untuk mengerjakan hal-hal baik bagi kepentingan banyak orang, bagi mahasiswa, bagi orang tua mahasiswa, dan bagi banyak stakeholder yang lain. Kepentingan Polnam lebih besar dari kepentingan kita masing-masing. Mari dengan kesadaran bahwa masa depan Maluku dan Indonesia ada di pundak kita,” paparnya.
Kesiapan sumber daya manusia generasi muda Indonesia timur dan Maluku pada khususnya adalah tanggungjawab kita. Untuk itu, mari kita menyatukan hati, pikiran dan seluruh kerja kita untuk mewujudkan amanat itu dan mewujudkan Politeknik Negeri Ambon sebagai kampus vokasi rujukan Indonesia timur.(AM-29)
