“Persatuan dibangun melalui dialog dan keterbukaan dalam menerima perbedaan. Para pendiri bangsa telah memberi teladan bahwa perbedaan pandangan tidak harus berujung pada perpecahan, tetapi justru menjadi kekuatan untuk mewujudkan kemajuan bangsa,” lanjutnya.
Di sisi lain, Prof Tholabi juga mengingatkan tentang urgensi membangun tata kelola negara yang bersih dari korupsi. Dia menekankan bahwa spirit Ramadan, yang mengajarkan umat Islam untuk menahan diri dari hal-hal yang merusak, harus diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Puasa Ramadan melatih kita untuk menahan diri dari perbuatan buruk. Hal ini sangat relevan dalam upaya menciptakan pemerintahan yang bersih dan berintegritas,” tegasnya.
Khutbah ditutup dengan doa agar Idulfitri menjadi momentum untuk terus menyebarkan kebaikan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Prof Tholabi juga mengajak seluruh umat Islam untuk terus menumbuhkan semangat persatuan dan kepedulian terhadap sesama demi mewujudkan negara yang makmur dan diberkahi. (*) Sumber : OKEZONE