Ayah Tristian yang juga merupakan anggota, mencoba mengonfirmasi ke pihak Kesbangpol tetapi hanya mendapatkan jawaban yang berputar-putar tanpa kejelasan.
“Ketika bapak saya bertanya, mereka justru memutus telepon secara sepihak,” ungkap Cristian.
Kini, lima orang yang diberangkatkan terdiri dari tiga perempuan dan dua laki-laki, bukan empat orang seperti yang diumumkan awalnya, padahal kuota provinsi Maluku hanya untuk empat orang saja.
Tristian, yang memperoleh nilai tertinggi pada seleksi provinsi dengan skor 89,46, tidak diberangkatkan tanpa alasan yang jelas.
Kejadian ini menimbulkan kecurigaan adanya permainan kotor dan manipulasi data dalam proses seleksi Paskibra yang akan mewakili provinsi Maluku di tingkat nasional.
Oleh karena itu, Tristian dan keluarganya berharap pihak berwenang dapat menyelidiki lebih lanjut untuk memastikan transparansi dan keadilan dalam pemilihan peserta Paskibra yang diberangkatkan mewakili Maluku di tingkat nasional.(***)