Perspektif apakah kita membangun manusia katanya, apakah 1 tahun atau 10 – 20 tahun, kita hidup di dunia yang satu dan kita tergantung dari sumberdaya-sumberdaya yang ada, jika sumberdaya habis tidak bisa bicara jangka panjang atau berkelanjutan.
Suistanable bukan paradigma orang Ambon atau Madani bukan cuma paradigma satu dua orang, diungkapkan, Millenium Development Goals, dari tingkat Global dia turun ke Bappenas, di situ dirumuskan berbagai dokumen ada yang mengatasi lingkungan hidup, kemiskinan, pengangguran sumber daya manusia, infrastruktur.
Muncul paradigma baru Suistanable Development Goals, FGdS, menurutn Lailossa, membangun bukan satu tahun saja tapi dia berkelanjutan. Dia berkelanjutan kalau tidak kerusakkan-kerusakkan yang terjadi. Kerusakkan itu apa, kerusakkan fisik (lingkungan hidup), kerusakkan sosial. Kerusakkan fisik sangat berpengaruh terhadap pembangunan berkelanjutan.
“Dengan mempromosikan praktik-praktik berkelanjutan menjadi lebih tangguh terhadap guncangan lingkungan sosial, dan ekonomi. Prinisp ini khususnya relevan di daerah rawan bencana dimana pemenfataan lahan, infrastruktur dan manajemen risiko yang berkelanjutan mengurangi kerentanan terhadap bencana alam, sehingga sejalan dengan tujuan ketahanan bencana. (AM-29)