Feri menyampaikan bahwa stigma yang ada di masyarakat terhadap prosedur operasi juga menjadi alasan. Beberapa warga Lansia, kata dia, membayangkan operasi sebagai hal yang menakutkan. Mereka juga disebut punya kekhawatiran dengan dokter yang tidak profesional.
Namun, Feri mengklaim bahwa tidak ada satu Lansia pun yang mengalami kebutaan permanen setelah mengikuti operasi gratis dari Kemensos. “Kami yakinkan ini zero incident dan semua masyarakat bisa melibat lebih baik walau tidak 100 persen normal,” kata Feri.
Sebelumnya, Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Risma mengatakan pengidap katarak justru tidak boleh terlambat menjalani operasi mata. Sebabnya, kata dia, penyakit itu malah bisa mengakibatkan kebutaan jika dibiarkan.
Risma menyinggung efek kebutaan terhadap pengidap dan orang-orang di sekitarnya. “Jika sudah menjadi disabilitas netra, maka produktivitasnya menurun bahkan bisa menjadi beban buat keluarga,” kata Risma melalui keterangan tertulis pada Selasa, 28 Mei 2024. (**)