Aji menambahkan, uji klinik yang dilakukan Kemenkes ini bertujuan mengevaluasi keamanan dan efektivitas vaksin M72 dalam mencegah TBC paru pada individu dewasa dengan infeksi TB laten yang tidak terinfeksi HIV. Menurut dia, kandidat vaksin ini telah dikembangkan sejak awal tahun 2000 dan menunjukkan profil keamanan yang baik dalam studi sebelumnya.
Aji juga menyebut keterlibatan Indonesia dalam riset ini mencerminkan komitmen bangsa dalam mendukung global memberantas TBC. “Penyakit menular yang masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia,” katanya.
Oleh sebab itu, Aji menyampaikan, publik tidak perlu risau. Karena selain Indonesia, uji klinik vaksin TBC jenis ini juga diujikan di lima negara lain. Kelimanya adalah Afrika Selatan sebagai kontributor terbesar sebanyak 13.071 orang, kemudian Kenya sebanyak 3.579, Indonesia sebanyak 2.095 jiwa, Zambia dengan 889 orang, dan Malawi 447 orang.
Di Indonesia sendiri, uji klinik vaksin TBC dilakukan mulai 3 September tahun lalu di beberapa rumah sakit ternama, di antaranya RSUP Persahabatan, RS Islam Cempaka Putih Jakarta, RS Universitas Indonesia (RSUI), Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK Unpad) Bandung, dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).