Amahoru mengakui pengalaman bertransaksi dengan turis asing langsung untuk penjualan kerajinan tangannya memang sangat bermanfaat.
Dia berharap tidak kali ini saja, kalau bisa terus hadirkan kapal pesiar dan pihaknya bersama rekan-rekan UMKM lainnya bisa bersiap diri lebih baik lagi.


Senada dengannya, Novita Ruhukail yang menjajakan kerajinan tangan sambut positif kedatangan Kapal Pesiar ini.
Dirinya berharap ke depan semua pelaku usaha UMKM dilibatkan. “Yang pasti kedatangan kapal pesiar ini adalah hal baru bagi beta dan suasananya memang berbeda jika turis asing berbelanja, dan menjadi pengalaman berharga karena katong (kita) jadi lebih tahu,” tambahnya.
Sementara itu, pemandangan menarik karena walaupun hujan mereka tidak peduli, ada yang menikmatinya tanpa mantel hujan dan payung, tapi ada juga yang memakai payung, dan juga mengenakan mantel hujan.
Dalam pantauan arikamedia, para turis ini ternyata telah dibagi-bagi, ada yang melakukan tour becak, ada yang tour menggunakan bus, namun ada juga yang bebas tidak mengikuti trip tour.
Tour becak dilakukan untuk berjalan mengelilingi kota Ambon, sedangkan tour menggunakan bus perjalanannya cukup panjang karena mereka tour ke luar kota Ambon yaitu ke desa Suli, Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah. Di sana ada atraksi seni budaya yang ditampilkan, selain cara pembuatan sagu.