Scroll untuk baca artikel
Link Banner
Link Banner
BeritaInternasionalNasionalSeni & BudayaUtama

Jembatan Tertua di Dunia yang Usianya sudah 3.354 Tahun

11
×

Jembatan Tertua di Dunia yang Usianya sudah 3.354 Tahun

Sebarkan artikel ini
Jembatan Arkadiko, Yunani, jembatan yang berusia 3.354 tahun. (Tangkapan layar Youtube)
Link Banner

JAKARTA, arikamedia.id – Jembatan berperan penting untuk menghubungkan kota-kota, bahkan sekarang juga negara, sejak ribuan tahun silam. Bentuk paling sederhananya, jembatan terbuat dari pohon yang ditebang atau bambu yang diikat memanjang, lalu diletakkan untuk menghubungkan dua area daratan yang terputus. Tapi teknologi jembatan terus berkembang, bahkan ada jembatan yang usianya sudah ribuan tahun masih bisa digunakan saat ini.  

Jembatan lengkung penopang, yang dibangun selama Periode Mycenaean, di Zaman Perunggu, sekitar 3.354 tahun yang lalu, masih ada sampai sekarang. Hebatnya, jembatan ini masih digunakan oleh pejalan kaki, bahkan mobil, hingga saat ini.

Link Banner

Jembatan Arkadiko terletak di Peloponnese, Yunani, dekat jalan modern yang menghubungkan situs arkeologi Tiryns dan Epidauros di Argolis. Jembatan yang panjangnya 21 meter dan lebar 5,6 meter, dengan tinggi 4 meter, itu diperkirakan dibangun sekitar tahun 1330 SM.

Baca Juga  Lolos Uji Kualitas Internasional, Le Minerale Jadi Official Mineral Water Indonesia Open 5 Tahun Berturut

Dilansir dari Greek Reporter, Arkadiko Bridge, yang juga dikenal sebagai Kazarma Bridge, menghubungkan kota kuno Epidaurus dengan Mycenae. 

Jembatan itu merupakan bagian dari jalan raya militer antara dua kota kuno, yang merupakan bagian dari jaringan jalan Hellenic yang lebih luas. Tata letaknya yang mengesankan dan kelurusan jalannya menunjukkan bahwa kereta perang yang ditarik kuda dapat melewatinya. Jembatan ini akan digunakan untuk mengangkut barang dari satu tempat ke tempat lain, tetapi juga akan dilalui oleh pasukan Yunani dalam perjalanan mereka melintasi negara tersebut. Lebih dari tiga ribu tahun kemudian, jembatan ini masih digunakan oleh penduduk lokal. 

Link Banner
Link Banner

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Link Banner