Dalam kondisi Balai Kota yang memprihatinkan sambungnya, sementara Pemkot punya aset yang terbengkalai, dirinya ingin membuka pikiran semua pihak terkait kebutuhan gedung yang representatif untuk kegiatan pemerintahan.
Dirinya menyadari rencana ini tentu mengundang pro dan kontra apalagi dalam kondisi keuangan Pemkot yang minim dan penuh efesiensi, namun diyakininya rencana ini dapat diwujudkan, lebih lanjut disebutkan, tanpa harus mengorbankan program kegiatan lainnya atau bahkan sampai harus mengorbankan hak – hak pegawai.
“Mudah-mudahan ini mengispirasi kita semua bahwa kita tidak melakukan tergesa-gesa, dan kita lakukan awal dengan menilai kelayakan dan menghitung aset yang sudah ada dan berapa yang harus kita tambahkan jika ingin gedung ini menjadi Balai Kota,” harapnya.
Wattimena menandaskan, Gedung Balai Kota yang baru menjadi kebutuhan yang fundamental bagi jajaran Pemkot, supaya dapat meningkatkan kinerja dan pelayanan bagi masyarakat.
Dia berterima kasih kepada DPRD Kota Ambon yang beberapa waktu lalu telah menyatakan dukungan secara politis terhadap rencana ini.
Sebagaimana diketahui Gedung Terminal Transit Passo belasan tahun terbengkalai, gedung yang dibangun semasa kepemimpinan mantan Wali Kota Ambon Jopie Papilaja itu Jumat kemarin ‘disulap’ Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon, sebagai tempat pelaksanaan Pelantikan dan Pengukuhan Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Pratama. *