GENERASI di Indonesia menghadapi tantangan besar dengan tingginya tingkat pengangguran, hal ini menjadi headline di hampir semua media besar Indonesia belakangan ini. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan hampir 10 juta penduduk Indonesia yang berusia 15-24 tahun tergolong NEET (Not in Employment, Education, or Training).
Fenomena ini menjadi ancaman serius bagi bonus demografi yang diharapkan dapat membawa Indonesia menuju era keemasan pada tahun 2045. Salah satu solusi kreatif yang dapat menjawab masalah ini adalah pengembangan ekosistem industri game. Berikut adalah beberapa alasan yang menjadi pendukung argumen tersebut.
Industri game global, termasuk di Indonesia, terus mengalami pertumbuhan yang pesat, membuka peluang kerja yang luas bagi Generasi Z di berbagai bidang seperti pengembangan game, desain grafis, animasi, pemasaran, manajemen komunitas, esports, dan pembuatan konten.
Selain itu, industri game membutuhkan keterampilan yang relevan dengan minat dan bakat Gen Z, seperti kreativitas, kemampuan teknologi, dan pemecahan masalah, yang menjadi daya tarik bagi mereka yang mencari pekerjaan sesuai dengan minat mereka.
Berdasarkan data dari Niko Partners, yang melakukan riset di enam negara ASEAN (Indonesia, Thailand, Vietnam, Malaysia, Singapura, dan Filipina), pendapatan dari industri game mobile dan PC mencapai 5,8 miliar dolar AS.