Proses konversi dari sampah menjadi bahan bakar hidrogen berlangsung di atas kapal, sambil kapal tersebut berkeliling menyaring sampah di laut.
“Dengan mengubah sampah laut menjadi hidrogen, paling tidak ada sejumlah demand energi yang bisa kita penuhi. Ini bisa menjadi langkah awal untuk transisi menuju industri yang lebih ramah lingkungan,” ujarnya, saat memberikan paparan kepada delegasi wartawan Indonesia di Busan, Korea Selatan, belum lama ini. Pertemuan tersebut merupakan bagian dari program “Indonesia Next Generation Journalist Network on Korea” yang diinisiasi Korea Foundation bekerjasama dengan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI).
Lebih lanjut, Direktur Pusat Teknologi Kapal Hidrogen Universitas Nasional Pusan menambahkan bahwa kapal pengolah limbah laut tersebut ditargetkan dapat mulai beroperasi pada 2026.
Pemerintah Indonesia, lewat Kementerian Kelautan dan Perikanan, pada Juni 2023 lalu telah menandatangani perjanjian kerjasama dengan Korea Selatan untuk proyek pengembangan kapal pengelola sampah laut. Implementasi proyek ini ditargetkan dapat mengurangi dampak negatif yang terjadi akibat pencemaran sampah plastik di laut Indonesia.(**)










