Boleh kita menyarankan kepada masyarakat katanya, pilih sesuai hati nurani walau perlu di waspadai pada saat momen-momen tersebut kemudian netralitas ASN dan birokrasi. Contohnya, pada tanggal 6 September kemarin laporan dari Polda ada salah satu oknum camat di Maluku Tenggara (Malra) mencoba mempengaruhi perangkat desa untuk memilih salah satu paslon mungkin yang dari Malra lalu membagi gelang dengan inisial. Harapan kami sebagai intelijen ini kuatir akan berkembang di kemudian hari ini karena memang rawan,” lanjutnya.
Menjadi Pekerjaan Rumah kita bersama menurut Mahendro, terkait dengan top di media sosial (medsos) karena itu akan mengancam atau merusak marwah daripada demokrasi, kemudian pada saat masa kampanye nanti betul-betul kita awasi kapan mulainya kalau memang mulai tanggal 25 September dari pihak Bawaslu akan mengundang stakeholder yang lain kita koordinasi misalnya pemasangan alat peraga apakah sudah masuk pelanggaran belum makanya nanti benar-benar ada kriteria yang disosialisasikan kepada para paslon.
Lebih lanjut ia setuju sebelum pelaksanaan kampanye nanti kita duduk bareng supaya sosialisasi kemudian poin pemetaan karena judulnya pemetaan Polda dan Kodam sudah memetakan potensi-potensi kerawanan pihak intelijen akan menyampaikan pemetaan pertama adalah penyelenggara, faktor medsos yang menonjol itu yang menjadi indikator, khususnya Malra dan Malteng.