Scroll untuk baca artikel
Link Banner
Link Banner
BeritaDaerahUtama

Gunung Dukono Erupsi Lagi, Semburkan Abu Vulkanik 1.000 Meter ke Arah Barat Daya

12
×

Gunung Dukono Erupsi Lagi, Semburkan Abu Vulkanik 1.000 Meter ke Arah Barat Daya

Sebarkan artikel ini
Gunung Dukono di Halmahera Utara, Maluku Utara, kembali erupsi pada Rabu (2/4/2025), pukul 06.46 WIT. (Liputan6.com/ Dok PVMBG)

JAKARTA, arikamedia.id – Gunung Dukono di Halmahera Utara, Maluku Utara, kembali erupsi pada Rabu (2/4/2025), pukul 06.46 WIT. Laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan, tinggi kolom letusan Gunung Dukono kali ini teramati mencapai 1.000 meter di atas puncak, atau sekitar 2.087 meter di atas permukaan laut.

Petugas Pos Pantau Gunung Dukono mengimbau masyarakat dan wisatawan yang ada di sekitar Gunung Dukono untuk tidak beraktivitas, mendaki, dan mendekati Kawah Malupang Warirang di dalam radius 4 km.

Dilansir dari Liputan6.com, mengingat letusan dengan abu vulkanik secara periodik terjadi dan sebaran abu mengikuti arah dan kecepatan angin, sehingga area landaan abunya tidak tetap, maka direkomendasikan agar masyarakat di sekitar Gunung Dukono untuk selalu menyediakan masker/penutup hidung dan mulut untuk digunakan pada saat dibutuhkan guna menghindari ancaman bahaya abu vulkanik pada sistem pernapasan.

Baca Juga  Pendidikan Tinggi Harus Jadi Motor Utama Transformasi Pembangunan Maluku

Sepanjang 2025, Gunung Dukono tercatat sudah meletus sebanyak 68 kali. Hingga hari ini, Rabu, 2 April 2025, pukul 06.08 WIB, Gunung Gukono masih berstatus Waspada (Level II).

Apakah Gunung Dukono Masih Aktif?

Berdasarkan hasil pemantauan PVMBG, menurut pemantauan sepanjang periode Selasa (1/4/2025), Gunung Dukono di Halmaera Utara, Maluku Utara, tercatat mengalami sebanyak 268 kali gempa Letusan/Erupsi dengan amplitudo 6-34 mm, dan lama gempa 30.7-307.64 detik, lalu 3 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 17-34 mm, S-P 18.4-32.98 detik dan lama gempa 81.5-83.78 detik, serta 1 kali gempa Tremor Menerus dengan amplitudo 1-5 mm, dominan 2 mm. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *